absorbsi zat makanan

Landasan epistemologi sangat berkaitan dengan teori tentang pengetahuan itu sendiri. Dalam epistemologi, dibahas mengenai objek pengetahuan, sumber, dan alat untuk memperoleh pengetahuan, kesadaaran metode, validitas pengetahuan dan kebenaran pengetahuan.
Kekurangan zat besi merupakan salah satu penyebab terjadinya anemia pada seseorang. Anemia Karena Kekurangan Zat Besi adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pengangkut oksigen) dalam sel darah berada dibawah normal, yang disebabkan karena kekurangan zat besi.
Beberapa zat gizi diperlukan dalam pembentukan sel darah merah.
Yang paling penting adalah zat besi, vitamin B12 dan asam folat; tetapi tubuh juga memerlukan sejumlah kecil vitamin C, riboflavin dan tembaga serta keseimbangan hormon, terutama eritropoietin (hormon yang merangsang pembentukan sel darah merah). Tanpa zat gizi dan hormon tersebut, pembentukan sel darah merah akan berjalan lambat dan tidak mencukupi, dan selnya bisa memiliki kelainan bentuk dan tidak mampu mengangkut oksigen sebagaimana mestinya.
Selain itu, penyakit kronik juga bisa menyebabkan berkurangnya pembentukan sel darah merah di dalam tubuh, sehingga dapat memperburuk penderita anemia apalagi ketika penderita penyakit kronik tersebut adalah wanita yang sedang dalam masa  menstruasinya.
Asupan normal zat besi biasanya tidak dapat menggantikan kehilangan zat besi karena perdarahan kronik dan tubuh hanya memiliki sejumlah kecil cadangan zat besi.
Sebagai akibatnya, kehilangan zat besi harus digantikan dengan tambahan zat besi. Wanita yang sedang mesntruasi harus mengkonsumsi banyak makanan dengan kandungan zat besi yang tinggi karena kadar zat besi dalam tubuhnya berkurang karena banyaknya darah yang terbuang ketika dalam masa menstruasi tersebut. Selain itu, janin yang sedang berkembang juga menggunakan zat besi untuk perkembangannya, oleh karena itu wanita hamil sangat memerlukan tambahan zat besi.
Makanan rata-rata mengandung sekitar 6 mgram zat besi setiap 1.000 kalori, sehingga rata-rata orang mengkonsumsi zat besi sekitar 10-12 mgram/hari.
Sumber yang paling baik adalah daging. Serat sayuran, fosfat, kulit padi (bekatul) dan antasid mengurangi penyerapan zat besi dengan cara mengikatnya. Vitamin C merupakan satu-satunya unsur makanan yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi. Tubuh menyerap sekitar 1-2 mgram zat besi dari makanan setiap harinya, yang secara kasar sama dengan jumlah zat besi yang dibuang dari tubuh setiap harinya.
Anemia yang biasa dialami oleh wanita dewasa merupakan suatu dampak dari keperluan yang meningkat pada masa menstruasi, sedang dalam masa kehamilan ataupun laktasi. Pada saat menstruasi, rata-rata wanita kehilangan darah 30 ml/hari, dimana ketika dalam fase menstruasi tersebut kandungan zat besi yang dibutuhkan sekitar 0,1 mg Fe. Hal ini harus dicukupi mengingat absorbsi tubuh terhadap makanan yang masuk adalah 20%, sehingga dibutuhkan asupan zat besi sebanyak 10 mg dalam makanan. Pada wanita menstruasi yang mengalami anemia, dapat dianjurkan untuk memakan-makanan kaya sumber protein hewani karena dapat meningkatkan absorbsi makanan yang masuk ke dalam tubuh.

Incoming search terms:

  • absorpsi makanan
  • anemia karena defisiensi eritropoietin
  • absorbsi makanan
  • penyerapan zat makanan(absorpsi
  • penyerapan zat makanan (absorpsi)
  • penyerapan zat makanan (absorbsi)
  • makanan pabsorbsi ektopik
  • makanan meningkatkan eritropoietin
  • Makanan absorbsi tubuh
  • jeenis kelamin yang berisiko terjangkit anemia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar